Rabu, 23 Mei 2012

SINOPSIS PERAN GURU PAI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA


Judul :   PERAN GURU PAI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI NOMOR 04 KILOMETER DELAPAN (KM 8) KECAMATAN KEMPAS
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada berbagai kebutuhan agar kelangsungan hidupnya dapat berjalan sebagai mana yang diharapkan. Atas dasar kebutuhan itu, manusia melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk sikap dan perilaku agar dapat terpenuhi. Ada banyak pandangan yang berkaitan dengan munculnya berbagai perilaku sebagai perwujudan dari aktifitas manusia. Untuk itu dari generasi ke generasi ajaran islam selalu diajarkan dalam berbagai konteks pendidikan masyarakat, keluarga dan di lembaga pendidikan formal agar perilaku generasi siswa selalu selaras dengan nilai-nilai islam.

Perilaku keagamaan berasal dari dua kata, perilaku dan keagamaan. Perilaku adalah gejala (fenomena) dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Keagamaan (agama) adalah segala yang disyariatkan oleh Allah SWT. dengan perantaraan Rasulullah berupa perintah dan larangan serta petunjuk kesejahteraan dalam hidup.

Banyak pandangan yang memberikan alasan tentang terbentuknya perilaku yang pada umumnya didorong oleh adanya sikap hidup dan dorong kebutuhan. Dari beberapa pandangan ini, tentang perilaku yang berawal dari sikap hidup dan dorong kebutuhaan manusia.

Menurut Thomas F.O’Dea (1996:21) dalam Sosiologi Agama mengatakan bahwa agama sangat berperan terhadap perilaku manusia dalam kaitannya dalam pemaknaan hidup. Manusia membutuhkan jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan nasib, moralitas, keadilan penderitaan dan kematian. Dalam hal ini manusia dalam posisi tidak berdaya dalam mencari jawabannya sendiri dan agama dipandang dapat mamberikan jawaban terhadap berbagai persoalan tadi. Dengan demikian agama akan menjadi sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku manusia.[1]
Perilaku keagamaan seorang muslim adalah cerminan dari Islam yang utuh dan menyeluruh (nidhum syamil). Masyarakat pun memahami hal ini, bahwa mereka kurang sependapat pada praktek keagamaan yang timpang, misalnya melihat orang yang rajin shalat, puasa atau bahkan haji sementara perilaku tidak menunjukkan keshalihan pribadinya atau jauh dari ajaran agama.
Jika perilaku dilihat dari persefektif konsistennya atau kedisiplinannya, maka ada tiga faktor yang mendorong munculnya perilaku.
1. Perilaku muncul jika ada pihak kedua yang secara fisik disegani atau ditakuti sehingga seseorang harus melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan.
2. Perilaku yang didasarkan kesadaran terhadap norma yang harus ditaati
3. Perilaku yang disarkan pada dasar tertinggi akan substansi dan hakikat dari suatu perilaku.

Maka, faktor yang ketiga inilah yang sebenarnya merupakan peran guru yang berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan anak didik. Dalam konteks sekolah, peran guru serta peraturan tata tertib yang ada sangat penting dan memungkinkan tumbuhnya perilaku keagamaan dalam semua aspek kehidupan. Karna tujuan pendidikan agama adalah terwujudnya keperibadian yang seluruh asfek-asfeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran islam.[2]

Namun pada kenyataannya di SMP Negeri 04 KM. 8 Kec. Kempas, masih banyak terlihat perilaku siswa yang bertentangan dengan tujuan pendidikan agama itu sendiri.
Hal ini terlihat dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Siswa jarang mengucapkan salam bila bertemu dengan guru dan teman
b. Adanya siswa yang mencoret kursi, meja, dinding, dan pintu sekolah
c. Masih adanya siswa yang mengucapkan kata-kata yang tidak sopan
d. Masih ada guru yang kurang memperhatikan perilaku siswa yang tercela
Melihat penomena diatas, penulis tertarik untuk melekukan penelitian yang berjudul “PERAN GURU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI NOMOR 04 KM. 8 KECAMATAN KEMPAS”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa faktor-faktor yang menghambat perilaku keagamaan siswa SMP Negeri 04 KM. 8 Kec. Kempas?
2. Bagaimana peran guru terhadap perilaku keagamaan siswa SMP Negeri 04 KM. 8 Kec. Kempas?

C. Metode Penelitaan
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 04 KM. 8 Kecamatan Kempas, dan akan diperkirakan akan selesai dalam waktu 3 (tiga) bulan.



2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP)  Negeri 04 KM. 8 Kecamatan Kempas.
Objek dalam penelitian ini adalah perilaku keagaman siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 04 KM. 8 Kecamatan Kempas.

3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiono yang diungkapkan oleh Ridwan, populasi adalah wilayah generilisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan karaktristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.[3] Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 04 KM. 8 Kecamatan Kempas.

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagian sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel tidak digunakan karena populasinya sedikit.

4. Teknik pengumpulan data
a. Angket
Menurut Faisal, angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada subjek/respoden penelitian.[4]
b. Dokumentasi
Dokumentasi ialah rekaman peristiwa atau foto atau catatan yang lainnya yang berhubungan dengan peristiwa.[5] Dokumen yang dicari adalah data guru, dan data siswa.
c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan, tekni ini bertujuan untuk mencari data kepada responden untuk diteliti.
d. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatakan seseorang yang ingin memperoleh imformasi atau keterangan dengan cara mengajukan petanyaan-pertanyaan sambil bertatap muka antara pewancara dengan responden.[6]

5. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisa dan dideskripsikan dengan pola fikir induktif deduktif. Selanjutnya data kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif dengan cara mempersentasekannya sesuai dengan frekuensi yang didapat:

  Untuk mendapatkan frekuensi digunakan rumus:

         P=F X 100
          N
Keterangan:
P = angka persentase
F = frekuensi
N = banyak individu.[7]
     Sedangkan standar kategori yang digunakan adalah:
     81 – 100 kategori sangat baik
     61 – 80  katagori baik
41 – 60  katagori kurang baik
21 – 40  kategori tidak baik 
0    - 20  kategori sangat tidak baik.[8]





DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2008.  Pengantar  Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindi Persada.
Burhan Bugin. 2001. Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2002. Metodologi Penelitian Sosial, Format Kuantatif dan Kualitatif. Surabaya: Erlangga Universita Press.
Djamaluddin Darwis. 2006. Dinamika Pendidikan Islam. Semarang: Rasail.
Nur Uhbiyati. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Ridwan.2005. Mudah Belajar Penelitian Bagi Guru. Karyawan dan Penelitian. bandung: Alfabeta.
2002. Skala Pengukur Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sanapiah Faisal. 2007. Format-Format Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


[1] Djamaluddin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam, (Semarang: Rasail, 2006), hlm. 129-130.
[2]Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1996), hlm. 30.
[3]Ridwa, Mudah Belajar Penelitian Bagi Guru, Karyawan dan Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 10.
[4] Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 122-123.
[5]Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal.142.
[6]Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Sosial, Format Kuantatif dan Kualitatif, (Surabaya: Erlangga Universita Press, 2002), hlm. 133.  
[7] Anas Sudijono, Pengantar  Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindi Persada, 2008), hlm. 43.
[8] Ridwan, Skala Pengukur Variabel-variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2002), hlm. 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar